Judge Bao, Sosok Impian di Indonesia
(Josh Chen – Global Citizen)
Keprihatinan akan beberapa kasus yang berkembang belakangan ini menjadikan saya tersentak waktu seorang KoKier menanyakan kepada saya apakah ingat film seri lama yang pernah diputar di salah satu TV swasta di Indonesia, yaitu film Judge Bao. Langsung berdenting pikiran saya, dan seketika melayang ke beberapa tahun lalu ketika serial Judge Bao ini masih diputar di RCTI.
Wajah kereng berwibawa, berkulit kehitaman, dengan tanda bulan sabit di dahinya, dengan pakaian kebesaran khas serta topi jaksanya, didampingi oleh beberapa punggawanya, yang paling terkenal adalah Zhan Zhao (baca: Can Cau), yang dibintangi oleh Kenny Ho, dengan wajahnya yang kalem, pakaian warna merah, pedang tergenggam di tangan dan ilmu silat yang tinggi. Zhan Zhao selalu siap mendampingi Judge Bao ke manapun pergi, bertugas rangkap-rangkap, mulai jadi intel (bukan Pak Ki Ageng lho...hehehe), jadi pengawal alias bodyguard, jadi pelindung saksi, penyelamat keluarga korban kejahatan dan masih banyak lagi.

Judge Bao terlahir dalam keluarga berpendidikan di Luzhou, yang sekarang dinamakan Hefei, di Provinsi Anhui, yang sampai sekarang merupakan provinsi paling miskin di China. Dalam usianya yang relatif muda, beliau sudah lulus ujian nasional tingkat tertinggi yang merupakan puncak dari seorang pelajar di masa itu, karena diwisuda langsung oleh kaisar, yang menyebabkan dia layak menyandang gelar Jinshi, kurang lebih setingkat Jaksa Agung Muda untuk penamaan di Indonesia.
Film seri Judge Bao pertama kali dibuat di Taiwan, dengan judul yang sama yaitu Judge Bao (包青天) di tahun 90’an. Dengan cepat kepopuleran film seri ini meroket hampir menyamai puncak kejayaan film Sia Tiauw Eng Hiong (Condor Heroes) yang legendaris dibintangi oleh Felix Wong – Barbara Yung.
Popularitas film-fim serial itu membawa dampak yang sangat luas. Tak lama setelah booming di Taiwan dan Hongkong, ada banyak produk yang memanfaatkan tokoh Hakim Bao sebagai bintang iklan. Berbagai film layar lebar dan versi lain serialnya pun dibuat. Aktor komedi beken asal Hongkong, Stephen Chow, bahkan pernah bermain di film layar lebar yang memparodikan kepopulerannya dalam Bailian de Bao Qing Tian (Hakim Bao Berwajah Putih). Di Indonesia judul bahasa Inggrisnya, Hail The Judge. Chow bermain sebagai seorang hakim pecundang walau dia merupakan keturunan Hakim Bao yang terkenal sangat adil.

Kesan adil memang melekat erat dalam dirinya yang hidup di masa Dinasti Song (960 - 1279). Satu kisah mengenai sikap keadilan dirinya adalah ketika ia harus mengadili Chen Shimei, menantu raja, atas tuduhan Qin Xianglian. Chen dan Qing tadinya sepasang suami istri. Chen pergi ke ibu kota Kaifeng untuk mengikuti ujian negara. Setelah lulus, Chen bukannya kembali menjemput orang tua, istri, dan anaknya, ia malah mengaku bujangan dan berhasil memperoleh nama dan kedudukan dengan jalan menikahi putri raja.
Sementara itu Qin terpaksa membanting tulang merawat mertua dan anaknya. Ketika bahaya kelaparan melanda desa sampai menewaskan kedua mertuanya, Qin lantas membawa anak-anaknya ke Kaifeng. Namun, ia mendapati suaminya telah menikah lagi dan menolak mengakui keberadaan mereka.
Qin mengadukan nasib malangnya kepada Hakim Bao yang terkenal keadilannya. Hakim Bao lantas mengambil tindakan tegas untuk menghukum mati sang menantu raja, meski taruhannya adalah nyawa dan kedudukannya sendiri. Keputusan ini ditentang permaisuri yang melarangnya mencampuri urusan keluarga raja. Perintah tegas permaisuri ini pun ditanggapi dengan ujaran dingin, "Keluarga raja dan rakyat jelata mempunyai kedudukan yang sama. Jadi, tetap harus tunduk pada hukum negara."
Manakala permaisuri mengancamnya dengan kekerasan, Bao malah memilih menanggalkan topi dan jubahnya. Hukuman mati bagi Chen tetap dilaksanakan.
Itulah sikap tegas yang ditunjukkan Bao. Dia lebih rela kehilangan pekerjaan ketimbang mengkhianati hukum negara yang dia yakini.

Tipe hakim bijak serupa inilah yang membuat sosok Bao Zheng begitu dikagumi orang. Kesuksesan pemutaran serial televisinya di Taiwan dan Hongkong merupakan bukti kerinduan orang akan sosok hakim yang jujur, antikorup, adil, dan bijaksana. Jarang sekali publik televisi Hongkong mau menerima kehadiran serial televisi produksi Taiwan atau RRC. Tapi untuk kasus serial Hakim Bao, lain ceritanya. Mereka begitu menyukainya, bahkan mendudukkannya di papan atas film-film populer.
Di Indonesia sendiri tidak kalah populer, bahkan ketika RCTI menghentikan penayangan Judge Bao ini, banyak sekali surat dari pemirsa yang dilayangkan ke studio untuk minta pemutaran lagi. Penayangan ulang akhirnya dikabulkan dan masih saja memikat hati pemirsa.
Dari cuplikan salah satu episode di atas, bisa kita lihat bagaimana tegasnya seorang Judge Bao menegakkan supremasi hukum, di mana di Indonesia bukan hanya hitam, tapi lebih kelam daripada hitam itu sendiri, masih banyak kasus di mana para penegak dan pengayom hukum yang seharusnya memiliki hati nurani keadilan, tapi malah justru terjadi keputusan-keputusan serta kejadian-kejadian di luar kemampuan pikir rakyat Indonesia.
• Mengutip sebuah harian Ibukota, 26 Desember 2007, Pemotongan Ayam Formalin digerebek. Tempat yang sudah beroperasi lebih dari 10 tahun, dengan kapasitas 20.000 ekor/hari, tempat pemotongan ayam di Kelurahan Budi Asih, Kecamatan Tangerang Kota, berhasil digerebek aparat. 10 tersangka berhasil diamankan TAPI TIDAK DITAHAN, karena BERJANJI tidak akan melarikan diri. Hanya cukup membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan mereka.
• Pernahkah bandar besar narkoba, big boss narkoba Indonesia kena tangkap? Sepanjang ingatan saya, belum pernah, hanya pemakai yang selalu diuber, diobok, sekaligus pengedar. Yang diobok pasukan artis.
• KCM hari ini, 29 November 2007, Benih Sawit Palsu Tak Satupun Selesai Diproses. Sejak 2005, tidak ada satupun kasus diproses. Asal muasal benih palsu dan pelakunya tidak pernah terungkap.
• Dekan IPDN Lexie Giroth divonis BEBAS, TIDAK BERSALAH!
• Hakim menyatakan penggugat Lapindo TIDAK BERALASAN, PT. Lapindo Brantas TIDAK BERSALAH.
• Gembong besar Adelin Lis, divonis TIDAK BERSALAH, dan hebatnya walaupun “tidak bersalah” tapi yang bersangkutan “menguap” entah ke mana, takut ditangkap? Hopo tumon? Seorang pejabat tinggi sekali, berdiri kuat-kuat di belakang Adelin Lis, bela habis-habisan segenap jiwa raga!
• Kasus BI yang bagi-bagi duit ke DPR, sampai detik tulisan ini ditulis, tidak ada kejelasan, karena dianggap kekurangan bukti, alasan klasik sekali, dengan alasan kejadian cukup lama, bukti susah didapat.
• Kasus Adam Air TIDAK PERNAH tuntas. Justru makin berkibar, peduli apa kata orang, yang penting “the sky metromini” tetap terbang.
• Sayap pesawat cuil dan jatuh di Tangerang juga tidak masalah.
• Konspirasi berjamaah terbesar dalam sejarah Indonesia; BLBI sampai detik ini tidak ada kejelasan.
Memang tidak menutup mata, banyak sekali kasus besar terpecahkan, terbongkar, tapi memang masih banyak PR untuk penegakan hukum negeri ini. Wahai Judge Bao- Judge Bao...apakah masih ada di negeri ini??
God Bless Indonesia....peace...cheers.....
Sumber dan Foto-foto:
http://en.wikipedia.org/wiki/Bao_Qingtian
http://www.indomedia.com/intisari/1997/desember/j_bao.htm
http://www.chinapage.org/biography/baogong.html
http://www.icac.org.hk/newsl/issue11eng/button3.htm
http://kennyhokarking.tripod.com/film.html
Note:
Tulisan ini pernah tayang di Kompas Komunitas (KoKi), info seperti di bawah ini
Sent: 29 November 2007 (dikirimkan penulis ke redaksi)
Published: Hacker, B2W VS FIF & Hari AIDS (China, Aceh, Jerman), 30 November 2007 http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=52620§ion=92